Indonesia Adalah Kita


 Badan Nasional penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Barat menyelenggarakan acara Ngopi Coi yaitu Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia – “Indonesia adalah kita” – Pada hari Rabu (26/8).

Acara ini dilakukan dalam rangka Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme melalui FKPT Kalbar, dilakukan di seluruh Indonesia dan Kalimantan Barat menjadi Provinsi ke-8 dan provinsi lain akan menyusul. Berlangsung dengan lancar dan dihadiri oleh 90 tamu undangan yang meliputi pemerintah tingkat kelurahan dan kecamatan maupun wartawan dan jurnalis kampus. Dan dibuka oleh Wakil Walikota Pontianak, Bahasan, SH.

Dibagi menjadi 2 sesi yang menarik, sesi pertama membahas Ngopi Coi atau Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia, lalu dilanjutkan dengan sesi kedua dengan tema Media sebagai Gagasan Damai dengan moderator Marsita Haryandini dengan pemateri Yosef Adi Prasetyo selaku Praktisi Jurnalis membahas tentang Internet, Media Digital, dan Terorisme.

Beliau menjelaskan bahwa perkiraan media pers ada 43.800 sedangkan yang terverifikasi hanya 2.800. “Ada banyak dari masyarakat indonesia menggunakan 8 jam 36 menit di internet setiap hari. Dengan kebiasaan berbeda beda dan algoritma tidak mungkin sama. Tetapi memiliki ruang gema yang bisa mengelompokkan orang-orang”.

Di akhir sesi, beliau memberikan saran kepada para partisipan untuk bijak dalam dunia maya agar tidak mengembangkan kelompok radikal dan terorisme “Internet sering digunakan untuk propaganda, pelatihan aksi teroris, dan lain sebagainya akhirnya kita tenggelam di dalam satu sistem komunikasi yang sebenarnya baik menjadi memiliki pemikiran sempit karena salah penggunaannya. Maka baca berita dari sumber yang terpercaya, jangan langsung share, lihat alamat situsnya, cek faktanya, jangan menelan info mentah-mentah, jangan percaya mitos, jangan mudah terprovokasi, dan ingat selalu bahwa semua yang dibaca di internet dan sosial media belum tentu benar,” pungkasnya.

didalam foto : Uray Deki dan Rike Rahayu.

Komentar